❤️🔥 Bab 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot
CaraMenggunakan : Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang tersedia. Materi Latihan Soal Lainnya: Keberagaman Masyarakat Indonesia - PPKn Semester 2 Genap SMP Kelas 9; Ulangan Harian Semester Ganjil - Bahasa Inggris SMP Kelas 7; Seni Budaya Semester 2 Genap SMP Kelas 9
Scribdadalah situs bacaan dan penerbitan sosial terbesar di dunia.
BAB3. MENYAMPAIKAN IDE MELALUI ANEKDOT. Belum ada Komentar untuk "Tugas Bahasa Indonesia Menyusun Laporan Hasil Observasi,Mengembangkan Pendapat Dalam,Menyampaikan Ide Melalui Anekdot,Cerita Rakyat" Posting Komentar. Mohon berkomentar dengan bijak. Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda. Langganan: Posting
ContohSoal Bahasa Indonesia Kelas X Bab III Menyampaikan Ide Melalui Anekdot (SMA/MA/SMK/MAK Kelas X) - SekolahMuOnline. Lengkap - Contoh Soal Makna Tersirat dalam Teks Anekdot kelas 10 SMA/MA - Bospedia. Anekdot 1. 25+ Contoh Soal Teks Anekdot Pilihan Ganda dan Jawaban. Materi Teks Anekdot Kelas 10, Contoh dan Strukturnya
Berikutini adalah Daftar isi materi yang terdapat pada pada Buku Bahasa Indonesia kelas 10 Kurikulum 2013. Pelajaran 1 Menyusun Laporan Hasil Observasi. A. Menginterpretasi Laporan Hasil Observasi. B. Merevisi Laporan Hasil Observasi. C. Menganalisis Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi. D. Mengontruksi Teks Laporan Hasil Observasi.
BabIII Menyampaikan Ide Melalui Anekdot A. Mengskritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat B. Mengontruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan
BAGIYANG BERMINAT RPP DAN PERANGKAT YANG LAIN KELAS 6 DAN 3 REVISI 2018 SILAHKAN HUBUNGI NO. HP. 085768843833 ATAU NO. WA. 089628732540 siswa mampu menemukan ide pokok dan informasi penting serta menyajikannya dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara masalah pembentukan akhlak sama
BabIII Menyampaikan Ide Melalui Anekdot . A. Mengskritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat. B. Mengontruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot. C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot. D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan. Bab IV Melestarikan Nilai Kearifan Lokal
3 Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, dari pada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gamabar yang mengandung makna, jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik dari pada dua laki mempertunjukan gambar-gambar yang serabut tanpa pilih-pilih.. banyaknya ilustrasi gambar secara berlebihan, akan
. Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot - Rangkuman / ringkasan materi BAB 3 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 10 ini diambil dari E-Modul Bahasa Indonesia Kelas 10 Revisi BAB 3 Teks Anekdot dijelaskan pokok pembahasan yang terdiri dari Struktur AnekdotKebahasaan AnekdotStruktur dalam Teks AnekdotKaidah Kebahasaan dalam Teks AnekdotA. Struktur AnekdotTeks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Tetapi, ada makna yang tersirat yang terkandung dalam teks teks anekdot membawa fungsi sosial yang bertujuan mengkritik atau menyindir. Kritik dan sindiran tersebut diperoleh dari realita sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Hal tersebut disampaikan melalui lelucon sehingga tidak terkesan menghakimi atau menyudutkan pihak tertentu sehingga dapat disimpulkan terdapat beberapa ciri-ciri teks dapat juga diungakapkan dalam bentuk gambar atau ilustrasi, biasanya dapat kita temukan di media cetak berupa komik atau di media elektronik berupa menyusun atau mengonstruksi teks anekdot harus menentukan topik, sasaran , dan unsur kelucuan dalam anekdot serta menyimpulkan makna dan pesan tersirat di dalamnya. Makna tersirat dianalisis dan diuraikan berdasarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan topik yang terdapat dalam teks anekdot. Makna tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai kehidupan sehingga pembaca dapat mendalami dan merenungkan isi teks anekdot Kebahasaan AnekdotAnekdot berisi makna tersirat yang mengandung pesan tertentu, makna tersebut dapat dikonstruksikan dengan memahami topik, sasaran, dan unsur kelucuan. Menemukan makna tersirat dilakukan dengan memahami isi anekdot, menghubungkan makna dengan fakta, dan nilai-nilai kehidupan, mengonstruksi makna tersirat bertujuan membantu memahami masalah yang dikritik dalam diciptakan berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang terdapat di sekitar. Teks anekdot juga dapat ditulis dengan cara mengonstruksi anekdot orang lain ke dalam bentuk yang berbeda. Dalam menciptakan teks anekdot perlu identifikasi dan perenungan untuk mendapatkan makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh Struktur dalam Teks AnekdotBagian-Bagian Struktur Teks AnekdotAbstrak yaitu bagian awal teks anekdot yang berfungsi memberikan gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks. Abstrak dapat disebut sebagai tahap pembukaan. Bagian ini sifatnya yaitu bagian teks yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang suatu peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini. Bagian ini mengarah pada terjadinya suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang menjadi penyebab timbulnya krisis. Bagian orientasi ini berfungsi untuk membangun atau Komplikasi yaitu bagian teks yang menunjukkan hal atau masalah yang unik dan tidak biasa yang terjadi pada penulis atau orang yang diceritakan. Krisis dimaknai sebagai saat terjadinya ketidakpuasan atau kejanggalan. Dengan kata lain, pada bagian ini adanya kekonyolan yang menggelitik dan mengundang tawa. Bagian ini merupakan inti dari peristiwa yaitu bagian teks yang menerangkan cara penulis atau orang yang diceritakan dalam menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Reaksi itu berkenaan dengan tanggapan atau respons atas krisis yang dinyatakan sebelumnya. Reaksi dapat berupa sikap mencela atau menertawakan. Bagian ini sering kali mengejutkan, sesuatu yang tidak terduga, mencengangkan. Reaksi dijadikan sebagai bagian yang memberikan penyelesaian masalah lengkap dengan menggunakan cara yang menarik dan berbeda dari yaitu bagian akhir dari cerita unik tersebut yang menjelaskan simpulan tentang kejadian yang diceritakan oleh penulis. Koda sama dengan penutup pertanda berakhirnya cerita. Di dalamnya berupa persetujuan, komentar, ataupun penjelasan atas maksud dari cerita yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini biasanya ditandai oleh kata-kata, seperti itulah, akhirnya, demikianlah. Keberadaan koda bersifat opsional, yaitu boleh ada atau tidak ada pada sebuah teks anekdot ini sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat tokoh, alur dan latar. Begitupula penyajian, ada yang berbentuk dialog atau percakapan, dan ada yang berbentuk narasi. Bahkan, bentuk penyajian dapat berupa cerita bergambar. Akan tetapi, inti dari penyajian teks anekdot adalah selalu berupa kalimat Kaidah Kebahasaan dalam Teks AnekdotUnsur Kebahasaan Teks Anekdot Kalimat Langsung Banyak menggunakan kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat-kalimat tidak langsung. Kalimat-kalimat langsung merupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan kalimat tidak langsung merupakan bentuk penceritaan kembali dialog seorang tokoh. Bahkan tidak sedikit anekdot yang semuanya berupa dalog yang menggunakan kalimat-kalimat Nama Tokoh Utama atau Orang Ketiga Tunggal Penggunaan ini dapat disebutkan secara langsung nama tokoh faktualnya, seperti Gus Dur atau tokoh yang disamarkan, seperti hakim, presiden, jaksa, atau tokoh-tokoh masyarakat Waktu Misalnya kemarin, sore ini, suatu hari, ketika Kiasan Kata kiasan atau konotasi adalah kata yang tidak memiliki makna sebenarnya. Kata ini dapat berupa ungkapan atau Sindiran Yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau Penjelas Atau penerang, seperti bahwa. Hal ini karena berkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak Kerja Material adalah kata yang menunjukkan suatu aktivitas yang dapat dilihat oleh panca indera. Hal ini terkait dengan tindakan tokohnya dan alur yang membentuk rangkaian peristiwa ataupun Kerja Mental adalah kata yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan seorang Sebab Akibat merupakan kata penghubung yang menyatakan sebab akibat, seperti, demikian, oleh karena itu, maka, dan Imperatif adalah kalimat yang bersifat atau memberi perintah atau dapat juga berupa peringatan, Seru Biasanya ditandai dengan tanda seru, yang bersifat untuk menegaskan atau sebagai ungkapan rasa Temporal Konjungsi ini bermakna kronologis temporal, seperti, akhirnya, selanjutnya, kemudian, Retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak membutuhkan Penyusunan Teks AnekdotTentukanlah kritik yang ingin disajikanRancang tokoh yang terkait, sesuai dengan masalahnya. Tokoh yang dimaksud pada umumnya bersifat peristiwa ke dalam alur dan struktur anekdot yang meliputi abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh dengan memperhatikan unsur informasi tentang Rangkuman Bahasa Indonesia Kelas 10 BAB 3 Teks Anekdot yang bisa bagikan, semoga ada manfaat didalamnya dan terima kasih.
Bab 3 Menyampaikan Ide Melalui Teks Anekdot0% found this document useful 0 votes0 views6 pagesOriginal TitleACFrOgAC7QvFL9CiAE7QzqSyTLOfO-1y2RWMsFfg4oKTz7qtb1Gx7vxoKAZiFSTcz8BszMp0lJTj_f53oHdREsDH2XxIoOr3ueaInh2C1fBsWavtcQLyjBEDO8hb4nvX1Zrxq5qq3UrQGCrxkqjQCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes0 views6 pagesBab 3 Menyampaikan Ide Melalui Teks AnekdotOriginal TitleACFrOgAC7QvFL9CiAE7QzqSyTLOfO-1y2RWMsFfg4oKTz7qtb1Gx7vxoKAZiFSTcz8BszMp0lJTj_f53oHdREsDH2XxIoOr3ueaInh2C1fBsWavtcQLyjBEDO8hb4nvX1Zrxq5qq3UrQGCrxkqjQ HKH =EOBVKESKFLKB FJO EODKD_F ZOL] KBOLJGZ Zols Kboljgt Zols Kboljgt kjkdk` morftk sfbalkt ykba jf jkdkebyk eobakbjuba ubsur dumu jkb eoepubykf eklsuj ubtul eodklulkb lrftflkb. Zols kboljgt hfkskbykhortgpfl tobtkba dkykbkb puhdfl, pgdftfl, dfbalubakb, jkb Kboljgt kjkdk` morftk sfbalkt ykba jf jkdkebyk eobakbjuba ubsur `uegrdumu jkb eoepubykf eklsuj ubtul eodklulkb lrftflkb horupk Kboljgt kjkdk` morftk ykba jkpkt eoehukt grkba tortkwk, totkpf eoefdflf eklbk. H.]trultur Zols Kboljgt Lgsksf` 83;19 ? eobaoeulklkb hk`wk tols Kboljgt eoefdflf dfek strultur tolsjf kbtkrkbyk9 khstrklsf, grfobtksf, lrfsfs, roklsf, jkb lgjk. Horflut kjkdk`pobiodkskbbyk. ;. Khstrklsf ,kjkdk` pobjk`udukb ykba eobmorftklkb ktku eobaubalkplkb dktkr hodklkbajkb akehkrkb ueue eobaobkf fsf suktu tols. 8. Grfobtksf ,eorupklkb hkafkb morftk ykba eobakrk` pkjk torikjfbyk suktu lrfsfs, lgbndfl,ktku porfstfwk utkek. Hkafkb fbfdk` kjkdk` pobyohkh tfehudbyk lrfsfs ktkulgepdflksf pkjk hkafkb sodkbiutbyk. =. Lrfsfs ktku lgepdflksf ,hkafkb utkek jkrf fbtf porfstfwk suktu kboljgt. Skjk hkafkb fbfdk` torjkpktlodumukb ktku lolgbygdkb ykba eobaaodftfl jkb eobaubjkba tkwk solkdfaussfbjfrkb ktku lrftfl ykba jfskepkflkb. . Xoklsf ,kjkdk` tkbaakpkb ktku rospgb ktks lrfsfs ykba jfbyktklkb sohoduebyk. Xoklsf jkpkt horupk sosojor`kbk tortkwk, sflkp eobmodk/eobyfbjfr, ktkueobafklkbbyk sohkakf hobtul frgbf. ?. Lgjk ,eorupklkb losfepudkb jkb portkbjk horkl`frbyk morftk. Lgjk jkpkt eoeuktlgeobtkr, porsotuiukb, ktku pobiodkskb udkba ktks eklsuj jkrf morftk ykbajfpkpkrlkb sohoduebyk. Zols Kboljgt ]odkfb strultur, lkrobk tols kboljgt kjkdk` suktu morftk, eklk tols kboljgteoepubykf ubsur poehkbaub morftkbyk. Eoburut Lgsksf` 83;1, `de. ;6 ubsur-ubsur jf jkdke morftk kboljgt kjk tglg`, kdur, jkb dktkr. Horflut fbf kjkdk`pobikhkrkbbyk. ;. Zglg`, tglg` kjkdk` pkrtfsfpkb ykba tordfhkt jkdke morftk ykba horkjk jkdke tolskboljgt. Zglg` jkdke tols kboljgt horsfnkt nkltukd, hfkskbyk grkba-grkbatorlobkd. 8. Kdur, kdur kjkdk` ikdkb morftk horupk rkbalkfkb porfstfwk ykba hobkr-hobkr torikjf ktkupub sujk` eobjkpkt pgdoskb ekupub tkehk`kb-tkehk`kb jkrf poehuktkboljgt ftu sobjfrf. =. Dktkr, dktkr horupk wkltu, toepkt, ktkupub sukskbk jkdke kboljgt jf`krkplkb horsfnktnkltukd. Krtfbyk hobkr-hobkr kjk jf jkdke lo`fjupkb ykba sosubaau`byk. Lohk`kskkb Zols Kboljgt Eoburut Lgsksf` 83;1, `de. 6 Kboljgt toragdgba lo jkdke tols horaobro `kd torsohut, somkrk lohk`kskkb kboljgt eoefdflf lkrkltorfstflsohkakf horflut. ;. Hkbykl eobaaubklkb lkdfekt dkbasuba ktkupub tfjkl dkbasuba. 8. Eobaaubklkb bkek tglg` grkba lotfak tubaakd, hkfl jobakb eobyohutlkb dkbasuba bkek tglg` nkltukd ktku tglg` ykba jfskekrlkb. =. Hkbykl eobaaubklkb lotorkbakb wkltu. kd fbf torlkft jobakb hobtul kboljgt ykba horupk morftk, jfskiflkb somkrk lrgbgdgafs ktku eobaflutf urutkb wkltu. . Eobaaubklkb lktk lorik ektorfkd, ykftu lktk ykba eobubiullkb suktu kltfvftks.kd fbf torlkft jobakb tfbjklkb pkrk tglg`byk jkb kdur ykba eoehobtulrkbalkfkb porfstfwk ktkupub suktu loafktkb ykba eobykbalut morftkbyk. ?. Hkbykleobaaubklkblktkpoba`uhubaktkulgbiubasfykbahoreklbklrgbgdgafs lotorkbakb wkltu, soportf9 loeujfkb, kl`frbyk, dkdu. >. Hkbykl pudk eobaaubklkb lgbiubasf poborkba ktku pobiodks, soportf9 hk`wk,fkdk`, sohkh. kd fbf horlkftkb dkbasuba jobakb jfkdga jkrf pkrk tglg`byk ykbajfuhk` jkrf hobtul dkbasuba lo lkdfekt tkl dkbasuba.]oeobtkrk ftu, Zfe Loejflhuj 83;1, ` eobautkrklkb hk`wk ubsur lohk`kskkb l`ks sohkakf horflut9;.Eobaaubklkb lkdfekt ykba eobyktklkb porfstfwk eksk eobaaubklkb lkdfekt horakyk rotgrfs ktku lkdfekt portkbykkb ykba tfjkl eoehutu`lkb ikwkhkb.=.Eobaaubklkb lgbiubasf ktku lktk poba`uhuba ykba eobyktklkb `uhubakb wkltu lrgbgdgafs soportf9 kl`frbyk, loeujfkb, dkdu..Eobaaubklkb lktk lorik klsf soportf9 eobudfs, eoehkmk, jkb horikdkb.?.Eobaaubklkb lkdfekt porfbtk` ktku feporktfvo sobtobmo.>.Eobaaubklkb lkdfekt soru, l`usus ubtul kboljgt ykba jfskiflkb jkdke hobtul jfkdga, pobaaubkkb lkdfekt dkbasuba skbakt jgefbkb. Kboljgt jkb uegr Dkdukpkhojkbykkboljgtjobakb`uegrhfksk7Horflutkjkdk`tkhodporhkbjfbakb jkrf kboljgt jkb `uegr. KspolKboljgtuegr Fjo Morftk9Sorfstfwk byktkXolkkbFsf9Ekskdk` ykba torlkft tglg`puhdfl ktku torlobkd ykbahorpobakru` hoskr tor`kjkpEkskdk` lo`fjupkb so`krf-`krfykba hkbykl jfkdkef gdo`eksykrklkt
Pada pelajaran sebelumnya, kamu sudah belajar tentang observasi dan eksposisi. Pada materi Bahasa Indonesia kelas 10 bab 3 ini kamu akan mempelajari cara menyampaikan ide melalui anekdot guys. Apa sih anekdot itu? Bagaimana struktur teks di dalamnya? Yuk, simak ulasan di bawah ini ya. Bab 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot Multi ethnic group of young people in the cinema or theater, watching, laughing. A. Mengkritisi Teks Anekdot dari Aspek Makna Tersirat Salah satu cerita lucu yang banyak beredar di masyarakat adalah anekdot. Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritik, tetapi tidak dengan cara yang kasar dan menyakiti. Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot mengangkat cerita tentang orang penting tokoh masyarakat atau terkenal berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Kejadian nyata ini kemudian dijadikan dasar cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan. Seringkali, partisipan pelaku cerita, tempat kejadian, dan waktu peristiwa dalam anekdot tersebut merupakan hasil rekaan. Meskipun demikian, ada juga anekdot yang tidak berasal dari kejadian nyata. Mendata Pokok-pokok Isi Anekdot Dengarkan anekdot agar dapat mendengarkan dengan baik, lakukanlah hal-hal berikut 1. Berkonsentrasilah pada yang akan didengarkan agar dapat mencatat pokok-pokok yang menjadi permasalahan. 2. Selama mendengarkan anekdot, jangan melakukan aktivitas lain seperti berbicara dengan temanmu atau menulis catatan. 3. Tutuplah bukumu dan dengarkanlah contoh-contoh berikut ini yang dibacakan oleh gurumu atau temanmu. Mengidentifikasi Penyebab Kelucuan Anekdot Kelucuan dalam anekdot biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat, tetapi mengena. B. Mengonstruksi Makna Tersirat dalam Sebuah Teks Anekdot Membandingkan anekdot dengan humor pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah belajar bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menarik. Apakah semua cerita lucu dapat dikategorikan sebagai anekdot? Seringkali orang menyamakan antara humor dengan anekdot. Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot Humor hanya berfungsi untuk menghibur, sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat biasanya berupa kritik. Kritik dalam anekdot seringkali disampaikan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Hal itu dilakukan untuk menghindari konflik antara pihak yang menyampaikan sindiran dengan pihak yang disindir. Tujuannya agar pesan yang ingin disampaikan, kritiknya, dapat diterima oleh pihak yang dikritisi tanpa menimbulkan ketersinggungan. Untuk itulah, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya. Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot Makna tersirat anekdot berbeda dengan sindiran dan kritikan. Hal ini tentu saja tetapi lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik. C. Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot Anekdot memiliki struktur teks yang membedakannya dengan teks lainnya. Teks anekdot memiliki struktur abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Mengenal Berbagai Pola Penyajian Teks Anekdot Anekdot dapat disajikan dalam bentuk dialog maupun narasi. Contoh penyajian dalam bentuk dialog, percakapan dua orang atau lebih, dapat dilihat pada anekdot Dosen yang juga menjadi Pejabat. Salah satu ciri dialog adalah menggunakan kalimat langsung. Kalimat langsung adalah sebuah kalimat yang merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang yang sama persis seperti apa yang dikatakannya. Dari kutipan anekdot di atas kamu dapat melihat bahwa kalimat langsung memiliki ciri-ciri sebagai berikut. 1. Diawali dan diakhiri dengan tanda petik “ ….”. 2. Huruf awal setelah tanda petik ditulis dengan huruf kapital. 3. Antara pembicara dan apa yang dikatakannya dipisahkan dengan tanda titik dua . D. Menciptakan Kembali Teks Anekdot dengan Memerhatikan Struktur dan Kebahasaan Menceritakan Kembali Isi Anekdot dengan Pola Penyajian yang Berbeda Setelah memahami batasan anekdot, isi, struktur, dan ciri kebahasaannya, kamu akan belajar menulis anekdot. Untuk dapat menulis anekdot, terlebih dulu belajarlah menuliskan kembali teks anekdot yang kamu dengar atau kamu baca.. Salah satu cara menulis teks anekdot adalah dengan menulis ulang teks anekdot yang kita dengar atau baca dengan pola penyajian yang berbeda. Tentu saja juga menggunakan gaya penceritaan yang berbeda. Namun, penulisan ulang ini tetap harus memerhatikan kebahasaan dan strukturnya. Menyusun Teks Anekdot berdasarkan Kejadian yang Menyangkut Orang Banyak atau Perilaku Tokoh Publik Dalam menyusun anekdot, ada beberapa hal yang harus ditentukan lebih dulu. Hal tersebut adalah menentukan tema, kritik, kelucuan, tokoh, struktur, alur, dan pola penyajian teks anekdot. Langkah-langkah ini akan memudahkan kamu untuk belajar menyusun anekdot. Jadi, bacalah dengan teliti contoh penyusunan anekdot agar nantinya kamu bisa menyusun anekdotmu sendiri. Mempresentasikan Anekdot Setelah bekerja secara individu menyusun anekdot yang temanya kamu pilih sendiri, dengan isi dan gaya bahasamu sendiri, sekarang saatnya mempresentasikan anekdot buatanmu di depan kelas. Daftar Pustaka Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2017. Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud This post was last modified on September 7, 2021 544 am
bab 3 menyampaikan ide melalui anekdot