🐺 3 Sistem Dasar Efi
Menjelaskankomponen–komponen yang terdapat pada dalam sistem pengkabutan karburator dan EFI. 3. Penghitungan konsumsi penggunaan bahan bakar dengan sistem pengkabutan karburator dan EFI. 4. maka kita kembali ke teori dasar kimia bahwa reaksi pembakaran BBM dengan Oksigen yang sempurna adalah: 14,7:1. Teori perbandingan
Makalahini berjudul“Dasar-Dasar Mesin”. Dengan tujuan penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi ini. Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepes pula dengan tugas pelajaran Teknik Dasar Mesin. Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.
DASARDASAR SISTEM EFI( Electronic Fuel Injection ) SEJARAH MESIN MESIN EFITh 1960 : Karburator sudah digunakan sebagai standar penyaluran bahan bakar.Th 1971 : TOYOTA mulai mengembangkan sistem EFI utk penya luran bahan bakar ke mesin secara pengaturan elektronik.Th 1979 : Produksi massal & ekspor dari Jepang utk mesin dengan
LatihanSoal Sistem Pengisian; 5.Sistem Pengapian Konvensional. Fungsi dan Komponen Sistem Pengapian Konvensional; Pemeriksaan dan Perbaikan Sistem Pengapian Konvensional; Latihan Soal Sistem Pengapian Konvensional; 6.Sistem Pengapian Elektroik; 7.Sistem Peerangan dan Panel Instrument; 8.Sistem Air Conditioning (AC) 9.Sistem Audio;
35 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI) 4.5 Merawat berkala sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel Injection/EFI) KOMPETENSI DASAR - KELAS XII. SEMESTER GANJIL. 3.6. Menerapkan cara Perawatan Engine Management System (EMS)
ContohSoal dan Penyelesaian Gerbang Logika Dasar. Gerbang-Gerbang logika dasar yang sering digunakan sebagai implementasi dari penyederhanaan fungsi logika adalah gerbang AND, NOT, dan OR. Adapun gerbang - gerbang logika lain adalah kombinasi dari gerbang - gerbang tersebut, misal : 1. NAND Gate = Kombinasi gerbang AND dan NOT.
3 Mampu memahami tipe, konstruksi dan prinsip kerja EFI 4. Mampu memahami prinsip kerja dari sistem bahan bakar pada sistem EFI 5. Mampu memahami prinsip kerja serta dapat menganalisa dan memperbaiki kontrol pompa bahan bakar 6. mampu memahami berbagai metode injeksi bahan bakar dan pengaturan volume bahan bakar serta mendiagnosa
a Fungsi Sistem Pengapian. Motor pembakaran dalam (internal combustion engine) menghasilkan tenaga dengan jalan membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder.Pada motor bensin, loncatan bunga api pada busi diperlukan untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar yang telah dikompresikan oleh piston didalam silinder.
SUSUNANDASAR SISTEM EFI Susunan sistem EFI dapat dibagi menjadi 3 sistem fungsional yaitu : sistem bahan bakar (fuel system), sistem Induksi udara (air induction system) dan sistem pengontrol elektronik (electronic control system). Sistem EFI terdiri dari sistem injeksi bahan bakar (fuel injection system) dan sistem koreksi injeksi
. PENGENALAN SISTEM EFI Electronic Fuel Injection M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang LATAR BELAKANG MENGAPA HARUS BERALIH KE SISTEM EFI Standar emisi di Eropa dan Amerika UERO 3begitu ketat, dimana karburator tidak bisa memenuhi syarat tersebut Dengan sistem EFI terpenuhi. Emisi gas buang rendah. Hemat bahan bakar. Tenaga mesin lebih optimal Apakah emisi gas buang itu ? Hasil dari satu proses pembakaran yang terjadi dalam mesin Cx. Hx + O 2 CO 2 + H 2 O + NOx Zat-zat beracun Carbon Monoxide CO, Hidrocarbon HC, Nitrogen Oxide NOx, Sulfur Oxide SOx, Plumbum OxidePb. Ox M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang LATAR BELAKANG DAMPAK DARI EMISI GAS BUANG Bagi Kesehatan Manusia M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang LATAR BELAKANG M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang LATAR BELAKANG M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang LATAR BELAKANG M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Membangun pola pikir masyarakat Indonesia tentang kendaraan teknologi EFI Menjadikan masyarakat dari tidak tahu menjadi akrab dengan kendaraan teknolog sistem EFI Cinta kendaraan EFI Cinta INDONESIA SISTEM EFI DEFINISI Sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan bahan bakar dan udara secara optimum yang dibutuhkan oleh mesin pada setiap keadaan Garis besar sistem EFI Digolongkan menjadi 3 system Air Induction System Electronic Control System Fuel Delivery System M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Garis besar sistem EFI M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Sistem aliran bahan bakar Injector Fuel Pressure Regulator Fuel Delivery Pipe Fuel Filter Fuel Tank Fuel Return Pipe Fuel Pump M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Sistem aliran bahan bakar Terdiri dari tanki, pompa, saringan, pipa saluran, injector, regulator tekanan, dan pipa pengembali Bahan bakar dialirkan dari tanki ke injector oleh pompa elektrik. Letak pompa khusus ada didalam tanki atau dekat tanki, disaring oleh fuel filter Tekanan bahan bakar dijaga konstan oleh regulator. Bahan bakar yang tidak dialirkan ke intake manifold oleh injector dikembalikan ke M. Azam Sakhson tanki melalui pipa pengembali SMKN 3 Jombang Sistem Induksi Udara M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Sistem Induksi Udara Terdiri dari pembersih udara air cleaner, meter aliran udara air flow meter, katup gas throtle valve, ruang masuk udara air intake chamber, intake manifold runner, dan katub masuk intake valve Ketika katub gas dibuka, udara mengalir sampai air cleaner, terus ke air flow meter ON pada type L, melalui katub gas dan sampai ke dinding intake manifold runner terus ke katub masuk Udara dialirkan ke mesin, ketika katub gas dibuka lebih lanjut udara lebih banyak masuk ke silinder Mesin Toyota menggunakan 2 cara yang berbeda untuk mengukur volume udara yang masuk. Tipe L mengukur aliran udara secara langsung menggunakan air flow meter. Tipe D mengukur aliran udara tidak secara langsung, tapi memonitor M. Azam Sakhson tekanan didalam intake manifold SMKN 3 Jombang Sistem Induksi Udara Perbedaan type D-EFI dan L-EFI M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Sistem Kontrol Elektronik M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Sistem Kontrol Elektronik Terdiri dari beberapa macam sensor engine, ECU Electronic Control Unit, injector unit, dan kabel rangkaian ECU menentukan dengan tepat jumlah bahan bakar yang diperlukan injector oleh engine sensor ECU menentukan injector ON untuk waktu yang tepat, sebagai acuan lama-pulsa injeksi injection duration, untuk dialirkan sesuai perbandingan udara dan bahan bakar yang dibutuhkan engine M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang DASAR KERJA EFI SENSOR ECU CKP INJECTOR TPS OS ECT IAT KS MAP M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang DASAR KERJA EFI Udara yang masuk ke mesin diukur oleh air flow meter, ketika udara masuk ke silinder, bahan bakar dicampur dengan udara oleh injector Injector diatur didalam intake manifold sebelum katub masuk, injector menggunakan selenoid yang dikendalikan oleh ECU memberi pulsa ke injector agar rangkaian ground injector ON dan OFF Ketika injector ON, membuka menyemburkan atom bahan bakar dibelakang katub isap M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang DASAR KERJA EFI Ketika dalam intake yang berarus udara, dan membentuk uap masih bertekanan rendah didalam intake manifold. ECU memberi sinyal ke injector untuk mengalirkan bb secukupnya untuk mencapai perbandingan ideal udara dan bb 14, 7 1 Ketepatan jumlah bb yg disemburkan ke engine adalah tugas dari ECU menentukan dasar jumlah injeksi yg berdasar pada ukuran volume udara dan rpm Tergantung pd kondisi kerja engine, jumlah injeksi akan bervariasi, ECU memonitor variabel seperti Suhu Pendingin, speed engine, sudut pembukaan gas, dan kandungan oksigen pd knalpot dan mengoreksi injeksi untuk menentukan akhir jumlah injeksi M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang KEUNTUNGAN SISTEM EFI Campuran udara & bb sama yang didistribusikan Setiap silinder ada injektornya yang mengalirkan bb secara langsung ke katup masuk ini menghilangkan hambatan bb harus melalui intake dulu, alhasil peningkatan distribusi bb ke silinder Kontrol perbandingan udara & bb sangat acurat pd segala kondisi kerja mesin EFI mensuplai secara terus menerus perbandingan udara & bb ke engine, ini memberikan daya yang lebih baik, ekonomis dan control emisi M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang KEUNTUNGAN SISTEM EFI Respon pedal gas dan tenaga sangat bagus Aliran bb secara langsung dibelakang katub masuk, katub masuk didesain untuk dpt mengoptimalkan aliran udara , ini akan meningkatkan tenaga dan respon katub gas Peningkatan pada saat Start dingin dan waktu operasi Kombinasi yg baik atomisasi bb dan injeksi langsung pd katub masuk meningkatkan kemampuan start dan kerja pada engine dingin Mekaniknya simpel, mengurangi penyetelan yang sanat peka Sistem EFI tdk bersandar pd banyak penyetelan utama untuk pengayaan dingin atau bb metering, sebab sistem ini mekaniknya simpel, mengurangi kebutuhan maintenance M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang EFI – TCCS SYSTEM Dengan pengenalan dari TCCS Toyota Computer Control System, EFI lebih maju dari system control bb yang simpel menuju ke system engine yang terintegrasi dan system emisi. Walaupun sistem pengaliran bb nya sama seperti konfensional EFI. TCCS Electronic Control Unit ECU juga mengontrol sudut pengapian busi, juga mengatur Idle Speed Control ISC, Exhaust Gas Recirculating EGR, Vacum Switching Valve VSV dan yang lainnya M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang EFI – TCCS SYSTEM ISC EGR ISA M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang EFI – TCCS SYSTEM Ignition Spark Angle ISA System EFI-TCCS mengatur sudut kemajuan pengapian yang dimonitor kondisi kerja engine, hitungan saat pengapian yg optimum, dan pengapian busi pada saat yg tepat Idle Speed Control ISC System EFI-TCCS mengatur kecepatan idle, untuk beberapa tipe dikontrol oleh ECU memonitor kondisi kerja engine untuk menentukan yang cocok kecepatan idle yg dipakai M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang EFI – TCCS SYSTEM Exhaust Gas Recirculation EGR Syatem EFI-TCCS mengatur periode kebawah yg EGR dikenalkan ke engine, kendali ini terpenuhi melalui penggunaan EGR Vacum Switching Valve VSV Other Engine Related System Sebagai tambahan pd sistem utama hanya diuraikan, TCCS ECU mengoperasikan Electronically Controlled Transmission ECT, Variabel Induksi System T-VIS, kopling kompresor AC dan turbocharger/supercharger M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang EFI – TCCS SYSTEM Self Diagnosis Syatem Sebuah sistem menganalisa diri sendiri ini disatukan didalam TCCS ECU, sistem ini menggunakan sebuah lampu peringatan check engine terdapat pada combination meter yg dpt memberikan peringatan kepada pengemudi ketika ada kesalahan khusus yang terdeteksi didalam sistem kontrol. Lampu check engine juga dpt menginformasikan rankaian kode diagnosis untuk membantu teknisi dalam mengatasi kesalahan ini M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang EFI – TCCS SYSTEM Summary Ringkasan Sistem EFI terdiri dari 3 sistem dasar . Sistem kontrol elektronik menentukan dasar jumlah injeksi berdasarkan pada sinyal listrik dari air flow meter dan rpm mesin. System aliran bb memelihara tekanan bb konstan pada injektor. Disini mengharuskan ECU untuk mengontrol lamanya injeksi dan mengirim jumlah bb yg sesuai untuk kondisi mesin. System induksi udara, mengirim udara ke engine berdasarkan permintaan. Campuran udara bb dibentuk di intake manifold ketika udara bergerak sampai ke intake runner. System EFI memberikan peningkatan performace engine, perbaikan bb ekonomis, dan peningkatan kontrol emisi. Sangat sedikit pemeliharaan atau periode penyetelan M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang INJECTOR TIMING/DRIVE CIRCUIT Bentuk rangkaian penggerak injector dan program ECM menentukan kapan setiap injector mengalirkan bensin yang berhubungan dengan rpm engine. Jika injector pada ON ini tergantung pada posisi sudut poros engkol, ini dikatakan penyesuaian injeksi. Bahwasanya injector diatur waktunya oleh posisi susudt poros engkol Tergantung pada pengetrapan di engine, ada 3 tipe synchron injection Simultan – bersama , Groupied , dan Sequential – sendiri M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang INJECTOR TIMING/DRIVE CIRCUIT Pada semua tipe ini, tegangan dikirim ke injector dari kontak-pengapian atau relay utama EFI dan ECM mengendalikan operasi injector dengan mengarahkan transistor ke massa rangkaian injector. Untuk tipe simultan dan group adalah tipe lama dan yang saat ini tidak lagi digunakan. Pada tipe simultan , semua injector dipulsa pada saat yang sama oleh sebuah rangkaian pengendali M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang INJECTOR TIMING/DRIVE CIRCUIT Pada tipe group , injector dikelompokan dalam kombinasi, pengarah transistor untuk setiap group injector Pada tipe sequential, setiap injector dikontrol secara terpisah dan diatur waktu ke pulsa tepat sebelum katup masuk membuka Suatu ketika ECM memerlukan untuk menginjeksi bensin ke silinder tanpa dipengaruhi dari posisi poros engkol ini dkatakan sinkron injeksi Injeksi tidak sinkron ketika bensin dinjeksikan ke semua silinder secara bersama tanpa dipengaruhi oleh sudut poros engkol , perintah ini dilakukan pada saat Start dan percepatan M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang FUEL INJECTION VOLUME CONTROL Jumlah bensin yang diinjeksikan tergantung pada tekanan dan lamanya injector ON Tekanan bensin dikontrol oleh regulator dan lamanya injector ON dikontrol oleh ECM Waktu injector ON sering dikatakan durasi atau lebar pulsa dan diukur dalam millisecond Saat start dingin memerlukan pulsa yang lebih lebar M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang FUEL INJECTION VOLUME CONTROL Lebar pulsa tergantung terutama pada beban engine dan suhu pendingin. Pada beban engine lebih tinggi dan throttle dibuka lebih lebar untuk memasukan udara, maka lebar pulsa ditingkatkan. ECM menentukan dasar durasi pada sinyal input sensor, kondisi engine dan programnya M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang FUEL INJECTION DURATION CONTROL MODES AND CORRECTIONS - Basic Injection Duration Control Starting Injection Control - Intake Air Temperature Correction - Voltage Correction - Basic Injection Duration Control Fuel Injection Duration Control - Intake Air Temperature Correction - After-Start Enrichment - Warm-up Enrichment - Air-Fuel Ratio Correction During Transition Aftar-Start Injection Control - Injection Correction - Power Enrichment - Air-Fuel Ratio Feedback Correction - Idling Stability Correction - Voltage Correction - High Attitude Compensation Correction M. Azam Sakhson - Fuel Cut-Off SMKN 3 Jombang INJECTION START MODE Start Mode Ketika switch pengapian pada posisi start ECM menerima sinyal Voltage pada terminal STA. ECM menentukan dasar durasi injeksi berdasar pada sinyal ECT THW, Pada engine yang dilengkapi sensor MAP akan memodifikasi durasi berdsasarkan sinyal IAT THA ECM akan mengatur durasi berdasar pada tegangan batere. Selama putaran poros engkol saat start, tegangan batere drop menyebabkan klep injektor bergerak lambat. ECM mengoreksi untuk meningkatkan durasi injeksi. Ketika ECM menerima sinyal NE tergantung posisi sensor diporos engkol, semua injektor akan ON bersama. Ini menjamin adanya cukup bensin untuk melakukan start. Catatan bahwa pada suhu dingin, waktu durassi injeksi ditingkatkan secara drastis untuk memperdaya penguapan bb yang miskin pada temperature M. ini Azam Sakhson SMKN 3 Jombang INJECTION START MODE M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang AFTER START INJECTION CONTROL MODE Engine Running after start Injection Duration Control Total durasi injeksi bensin adalah ditentukan 3 dasar 1. Dasar durasi injeksi; 2. Koreksi durasi; 3. Koreksi tegangan 1. Dasar durasi injeksi adalah berdasar pada jumlah udara dan rpm mesin. Jumlah udara pada komponen MAF ditentukan oleh sinyal tegangan MAF. Pada sensor MAP, ECM menghitung jumlah udara berdasarkan pada sinyal PIM, rpm mesin, sinyal THA, dan jumlah nilai efisien disimpan didalam ECM 2. Koreksi Injeksi mengatur dasar durasi injeksi untuk mengakomodasi daya mesin dan kondisi operasi mesin yang berbeda 3. Koreksi tegangan mengatur dasar durasi injeksi untuk mengkompensasi perbedaan tegangan listrik M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang AFTER START INJECTION CONTROL MODE M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang AFTER START ENRICHMENT & WARM UP CORRECTION After Start Enrichment kaya Seketika itu setelah start, ECM mensuplai jumlah bensin extra untuk periode tertentu menstabilkan putaran engine Jumlah koreksi ini adalah model paling tinggi setelah engine distart dan berangsur-angsur menurun. Nilai jumlah koreksi maksimum berdasarkan pada suhu pendingin engine. Engine lebih panas, jumlah bensin yang diinjeksikan berkurang M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang AFTER START ENRICHMENT & WARM UP CORRECTION Pemanasan Campuran Kaya Suatu bensin campuran kaya adalah diperlukan terutama untuk engine pada waktu dingin. ECM menginjeksi extra berdasar pada suhu pendingin. Seperti pada pemanasan mesin, jumlah campuran menurun , tergantung pada jenis engine pemanasan akan berakhir pada suhu mendekati 50 o. C – 80 o. C Jika ECM ada didalam Fail Safe Mode untuk DTC PO 115, ECM mengganti suatunilai temperatur yang pada umumnya 80 o. C M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Correction Based on Intake Air Temperature MAP Sensor Equipped Engines Koreksi berdasar pada suhu udara masuk bila dilengkapi MAP sensor Kepadatan udara di intake menurun ketika suhu naik. Berdasarkan pada sinyal IAT THA, ECM mengatur durasi injeksi bensin meratakan untuk perubahan kepadatan udara. ECM diprogramkan sedemikian rupa pada 20 o. C durasi ditingkatkan, diatas 20 o. C durasi diturunkan Jika ECM ada didalam Fail Safe Mode untuk PO 110, ECM menggantikan suhu nilai 20 o. C M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Correction Based on Intake Air Temperature MAP Sensor Equipped Engines Koreksi Tenaga Pengkayaan Ketika ECM menentukan mesin beroperasi pada beban tengah menuju berat , ECM akan meningkatkan durasi injeksi bensin. Jumlah bensin yang ditambahkan berdasar pada sensor MAF atau MAP, TPS, rpm engine. Ketika engine bebanya jumlah udara dinaikan, durasi injeksi dinaikan. Ketika rpm dinaikan, frekuensi injeksi dinaikan pada tarip yang sama M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Correction Based on Intake Air Temperature MAP Sensor Equipped Engines Koreksi Percepatan Pada percepatan awal, ECM memperluas durasi injeksi campuran kaya untuk mencegah tersendat atau keraguan. Durasi akan tergantung pada bagaimana throtle valve terbuka dan beban engine. Semakin besar beban mesin dan throtle terbuka injeksi lebih panjang M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Decel eration Fuel Cut Selama throtle ditutup , adalah periode perlambatan, pengaliran bensin tidak diperlukan. Untuk mencegah emisi dan ekonomis bensin, ECM tidak akan membuka injektor dibawah kondisi perlambatan. ECM akan memulai penyemprotan pada suatu perhitungan rpm. Diperlihatkan pada grafik, penghentian bensin dan kecepatan sebagai variabel, tergantung pada suhu pendingin, kondisi kopling AC, dan sinyal STA, khususnya ketika beban extra terjadi, ECM akan mulai injeksi lebih awal M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Decel eration Fuel Cut Fuel Tau Cut Adalah mode yang diterapkan pada beberapa engine saat perlambatan yang lama dengan throtle valve tertutup. Pada saat ini kelebihan oksigen akan masuk konvertor yang katalis. Untuk mencegah ini ECM akan dengan singkat mempulsa injektor Engine Over-Rev Fuel Cut Off Untuk mencegah engine rusak, suatu rev-limiter diprogramkan kedalam ECM. Kapan saja rpm melebihi ambang batas yang diprogramkan, ECM menutup injektor. Sekali ketika rpm jatuh dibawah ambang batas, injektor dikembalikan ON. Secara kas ambang batas rpm sedikit diatas garis redline rpm M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Decel eration Fuel Cut Vehicle Over-Speed Fuel Cut Off Pada beberapa kendaraan, injeksi bensin distop jika kecepatan kendaraan melebihi ambang batas tertentu yang telah diprogram didalam ECM. Injeksi bensin akan kembali lagi setelah kecepatan drop dibawah ambang batas M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang Battery Voltage Correction Koreksi Tegangan Batere Pengetrapan tegangan ke injektor bensin akan mempengaruhi ketika injektor membuka dan pada tingkat membuka. ECM memonitor system tegangan dan akan merubah sinyal injeksi tepat waktu. Jika sistem tegangan lebih rendah , sinyal injeksi tepat waktu akan lebih lama, tetapi suatu kenyataan injektor terbuka akan menyisakan yang sama jika sistem tegangan menjadi lebih tinggi M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang IGNITION SYSTEM Distributorless types tipe tanpa distributor Direct Ignition System DIS - 1 silinder 1 koil Sistem ini ada 2 macam 1. Satu igniter untuk semua silinder koil M. Azam Sakhson 49 SMKN 3 Jombang IGNITION SYSTEM 2. Satu igniter untuk setiap silinder koil Igniter menyatu dengan koil M. Azam Sakhson 50 SMKN 3 Jombang IGNITION SYSTEM Ignition Coil with integrated Igniter Mempunyai 4 terminal kabel → → +B IGT signal IGF signal Ground M. Azam Sakhson SMKN 3 Jombang TERIMA KASIH
Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI EFI 1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu K-Jetronic karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk intake manifold. Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection EFI, volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI Electronic Gasoline Injection, EPI Electronic Petrol Injection, PGM-FI Programmed Fuel Injenction dan Engine Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI Programmed Fuel Injection atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin power yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis iriit, dan menghasilkan kandungan racun emisi gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di lingkungannya. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 1 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 2. Prinsip Kerja Sistem EFI Istilah sistem injeksi bahan bakar EFI dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian ujung intake manifold/manifold masuk sebelum inlet valve katup/klep masuk. Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal. 3. Konstruksi Dasar Sistem EFI Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu; a sistem bahan bakar fuel system, b sistem kontrol elektronik electronic control system, dan c sistem induksi/pemasukan udara air induction system. Ketiga sistem utama ini akan dibahas satu persatu di bawah ini. Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya komponen-komponen sistem EFI misalnya sensor-sensor, maka pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara yang sesuai Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 2 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh skema rangkaian sistem EFI pada Yamaha GTS1000 dan penempatan komponen sistem EFI pada Honda Supra X 125. Gambar Skema Rangkaian Sistem EFI Pada Yamaha GTS1000 Keterangan gambar 1. Fuel rail/delivery pipe pipa pembagi 2. Pressure regulator pengatur tekanan 3. Injector nozel penyemprot bahan bakar 4. Air box saringan udara 5. Air temperature sensor sensor suhu udara 6. Throttle body butterfly katup throttle 7. Fast idle system 8. Throttle position sensor sensor posisi throttle 9. Engine/coolant temperature sensor sensor suhu air pendingin 10. Crankshaft position sensor sensor posisi poros engkol 11. Camshaft position sensor sensor posisi poros nok 12. Oxygen lambda sensor 13. Catalytic converter 14. Intake air pressure sensor sensor tekanan udara masuk 15. ECU Electronic control unit 16. Ignition coil koil pengapian 17. Atmospheric pressure sensor sensor tekanan udara atmosfir Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 3 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Penempatan Komponen Sistem EFI Honda Supra X 125. a. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar fuel pump, pompa bahan bakar fuel pump, saringan bahan bakar fuel filter, pipa/slang penyalur pembagi, pengatur tekanan bahan bakar fuel pressure regulator, dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksikan bahan bakar. Gambar Komponen EFI Honda Supra X 125 Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 4 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut 1 Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar. 2 Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubahubah. Gambar Konstruksi Fuel Pump Module 3 Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 2 294 kPa 3,0 kgf/cm , 43 psi. Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar tekanan bahan bakar melebihi 294 2 kPa 3,0 kgf/cm , 43 psi pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki. 4 Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 5 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 tekanan yang dihasilkan oleh pompa. 5 Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk intake manifold sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM Electronic/Engine Control Module atau ECU Electronic Control Unit. Gambar Konstruksi Injektor Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 6 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve katup jarum dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor. Gambar Penempatan Injektor Pada Throttlt Body Skema aliran sistem bahan bakar pada sistem EFI adalah sebagai berikut Gambar Skema Aliran Sistem Bahan Bakar EFI Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 7 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 b. Sistem Kontrol Elektronik Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor pengindera, seperti MAP Manifold Absolute Pressure sensor, TP Throttle Position sensor, IAT Intake Air Temperature sensor, bank angle sensor, EOT Engine Oil Temperature sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU Electronic Control Unit atau ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator magnet dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC Data Link Connector yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen Gambar Rangkaian Sistem Kontrol Elektronik Supra X 125 Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 8 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut; 1 ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat timing dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian. 2 MAP Manifold absolute pressure sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi deteksi tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 9 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Contoh Posisi Penempatan Sensor Yang Menyatu Dengan Throttle Body 3 IAT Engine air temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi deteksi tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk. 4 TP Throttle Position sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi deteksi tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer variable resistor dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 10 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis. 5 Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi deteksi tentang suhu oli mesin. 6 Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550 Gambar Bank Angle Sensor dan Posisi Sudut Kemiringan Sepeda Motor Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 11 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk mematikan meng-OFF-kan injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON. Gambar Sinyal atau informasi bank angle sensor ke ECU Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung 0 walau kemiringannya melebihi 55 , ECU tidak meng-OFFkan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 12 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Posisi Bank Engle Sensor Saat Sepeda Motor Menikung dan Saat Terjatuh Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor 0 sudah mencapai 55 , tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut 0 kemiringannya masih di bawah 55 sehingga ECU tidak mengOFF-kan ketiga komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, camshaft position sensor untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol crankshaft position sensor untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin water temperature sensor untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor dipasang. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 13 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 c. Sistem Induksi Udara Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box saringan udara, intake manifold, dan throttle body tempat katup gas. Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran. Gambar Konstruksi Throttle Body 4. Cara Kerja Sistem EFI Sistem EFI atau PGM-FI istilah pada Honda dirancang agar bisa melakukan penyemprotan bahan bakar yang jumlah dan waktunya ditentukan berdasarkan informasi dari sensor-sensor. Pengaturan koreksi perbandingan bahan bakar dan udara sangat penting dilakukan agar mesin bisa tetap beroperasi/bekerja dengan sempurna pada berbagai kondisi kerjanya. Oleh karena itu, keberadaan sensor-sensor yang memberikan informasi akurat tentang kondisi mesin saat itu sangat menentukan unjuk kerja performance suatu mesin. Semakin lengkap sensor, maka pendeteksian kondisi mesin dari berbagai karakter suhu, tekanan, putaran, kandungan gas, getaran mesin dan sebagainya menjadi lebih baik. Informasi-informasi tersebut sangat bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan perintah Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 14 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 yang tepat kepada injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan sebagainya. a. Saat Penginjeksian Injection Timing dan Lamanya Penginjeksian Terdapat beberapa tipe penginjeksian penyemprotan dalam sistem EFI motor bensin khususnya yang mempunyai jumlah silinder dua atau lebih, diantaranya tipe injeksi serentak simoultaneous injection dan tipe injeksi terpisah independent injection. Tipe injeksi serentak yaitu saat penginjeksian terjadi secara bersamaan, sedangkan tipe injeksi terpisah yaitu saat penginjeksian setiap injektor berbeda antara satu dengan yang lainnya, biasanya sesuai dengan urutan pengapian atau firing order FO. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa penginjeksian pada motor bensin pada umumnya dilakukan di ujung intake manifod sebelum inlet valve katup masuk. Oleh karena itu, saat penginjeksian injection timing tidak mesti sama persis dengan percikan bunga api busi, yaitu beberapa derajat sebelum TMA di akhir langkah kompresi. Saat penginjeksian tidak menjadi masalah walau terjadi pada langkah hisap, kompresi, usaha maupun buang karena penginjeksian terjadi sebelum katup masuk. Artinya saat terjadinya penginjeksian tidak langsung masuk ke ruang bakar selama posisi katup masuk masih dalam keadaan menutup. Misalnya untuk mesin 4 silinder dengan tipe injeksi serentak, tentunya saat penginjeksian injektor satu dengan yang lainnya terjadi secara bersamaan. Jika FO mesin tersebut adalah 1 – 3 – 4 – 2, saat terjadi injeksi pada silinder 1 pada langkah hisap, maka pada silinder 3 injeksi terjadi pada satu langkah sebelumnya, yaitu langkah buang. Selanjutnya pada silinder 4 injeksi terjadi pada langkah usaha, dan pada silinder 2 injeksi terjadi pada langkah kompresi. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 15 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Sedangkan lamanya duration penginjeksian akan bervariasi tergantung kondisi kerja mesin. Semakin lama terjadi injeksi, maka jumlah bahan bakar akan semakin banyak pula. Dengan demikian, seiring naiknya putara mesin, maka lamanya injeksi akan semakin bertambah karena bahan bakar yang dibutuhkan semakin banyak. b. Cara Kerja Saat Kondisi Mesin Dingin Pada saat kondisi mesin masih dingin misalnya saat menghidupkan di pagi hari, maka diperlukan campuran bahan bakar dan udara yang lebih banyak campuran kaya. Hal ini disebabkan penguapan bahan bakar rendah pada saat kondisi temperatur/suhu masih rendah. Dengan demikian akan terdapat sebagian kecil bahan bakar yang menempel di dinding intake manifold sehingga tidak masuk dan ikut terbakar dalam ruang bakar. Untuk memperkaya campuran bahan bakar udara tersebut, pada sistem EFI yang dilengkapi dengan sistem pendinginan air terdapat sensor temperatur air pendingin engine/coolant temperature sensor seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Sensor ini akan mendeteksi kondisi air pendingin mesin yang masih dingin tersebut. Temperatur air pendingin yang dideteksi dirubah menjadi signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Selanjutnya ECU/ECM akan mengolahnya kemudian memberikan perintah pada injektor dengan memberikan tegangan yang lebih lama pada solenoid injektor agar bahan bakar yang disemprotkan menjadi lebih banyak kaya. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 16 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Sensor Air Pendingin 9 Yamaha GTS 1000 Sedangkan bagi mesin yang tidak dilengkapi dengan sistem pendinginan air, sensor yang dominan untuk mendeteksi kondisi mesin saat dingin adalah sensor temperatur oli/pelumas mesin engine oil temperature sensor dan sensor temperatur udara masuk intake air temperature sensor. Sensor temperature oli mesin mendeteksi kondisi pelumas yang masih dingin saat itu, kemudian dirubah menjadi signal listrik dan dikirim ke ECU/ECM. Sedangkan sensor temperatur udara masuk mendeteksi temperatur udara yang masuk ke intake manifold. Pada saat masih dingin kerapatan udara lebih padat sehingga jumlah molekul udara lebih banyak dibanding temperatur saat panas. Agar tetap terjadi perbandingan campuran yang tetap mendekati ideal, maka ECU/ECM akan memberikan tegangan pada solenoid injektor sedikit lebih lama kaya. Dengan demikian, rendahnya penguapan Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 17 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 bahan bakar saat temperatur masih rendah sehingga akan ada bahan bakar yang menempel di dinding intake manifold dapat diantisipasi dengan memperkaya campuran tersebut. Gambar Engine Oil Temperature Sensor dan Intake Air Temperature Sensor Honda Supra X 125 c. Cara Kerja Saat Putaran Rendah Pada saat putaran mesin masih rendah dan suhu mesin sudah mencapai suhu kerjanya, ECU/ECM akan mengontrol dan memberikan tegangan listrik ke injektor hanya sebentar saja beberapa derajat engkol karena jumlah udara yang dideteksi oleh Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 18 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 MAP sensor dan sensor posisi katup gas TP sensor masih sedikit. Hal ini supaya dimungkinkan tetap terjadinya perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang tepat mendekati perbandingan campuran teoritis atau ideal. Posisi katup gas katup trotel pada throttle body masih menutup pada saat putaran stasioner/langsam putaran stasioner pada sepeda motor pada umumnya sekitar 1400 rpm. Oleh karena itu, aliran udara dideteksi dari saluran khusus untuk saluran stasioner. Sebagian besar sistem EFI pada sepeda motor masih menggunakan skrup penyetel air idle adjusting screw untuk putaran stasioner. Gambar Saluran Masuk Untuk Putaran Staioner Saat Katup Throttle Masih Menutup Pada Sepeda Motor Honda Supra X 125 Berdasarkan informasi dari sensor tekanan udara MAP sensor dan sensor posisi katup gas TP sensor tersebut, ECU/ECM akan memberikan tegangan listrik kepada solenoid injektor untuk menyemprotkan bahan bakar. Lamanya penyemprotan/ penginjeksian hanya beberapa derajat engkol saja karena bahan bakar yang dibutuhkan masih sedikit. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 19 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Pada saat putaran mesin sedikit dinaikkan namun masih termasuk ke dalam putaran rendah, tekanan udara yang dideteksi oleh MAP sensor akan menjadi lebih tinggi dibanding saat putaran stasioner. Naiknya tekanan udara yang masuk mengindikasikan bahwa jumlah udara yang masuk lebih banyak. Berdasarkan informasi yang diperoleh oleh MAP sensor tersebut, ECU/ECM akan memberikan tegangan listrik sedikit lebih lama dibandingkan saat putara satsioner. Gambar Posisi Skrup Penyetel Putaran Stasioner Pada Throttle Body Gambar diatas adalah ilustrasi saat mesin berputar pada putaran rendah, yaitu 2000 rpm. Seperti terlihat pada gambar, saat penyemprotan/penginjeksian fuel injection terjadi diakhir langkah buang dan lamanya penyemprotan/penginjeksian juga masih Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 20 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 beberapa derajat engkol saja karena bahan bakar yang dibutuhkan masih sedikit. Gambar Contoh Penyemprotan Injektor Pada Saat Putaran 2000 rpm Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa proses penyemprotan pada injektor terjadi saat ECU/ECM memberikan tegangan pada solenoid injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve katup jarum dari dudukannya, sehingga bahan bakar yang berada dalam saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 21 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 d. Cara Kerja Saat Putaran Menengah dan Tinggi Pada saat putaran mesin dinaikkan dan kondisi mesin dalam keadaan normal, ECU/ECM menerima informasi dari sensor posisi katup gas TP sensor dan MAP sensor. TP sensor mendeteksi pembukaan katup trotel sedangkan MAP sensor mendeteksi jumlah/tekanan udara yang semakin naik. Saat ini deteksi yang diperoleh oleh sensor tersebut menunjukkan jumlah udara yang masuk semakin banyak. Sensor-sensor tersebut mengirimkan informasi ke ECU/ECM dalam bentuk signal listrik. ECU/ECM kemudian mengolahnya dan selanjutnya akan memberikan tegangan listrik pada solenoid injektor dengan waktu yang lebih lama dibandingkan putaran sebelumnya. Disamping itu saat pengapiannya juga otomatis dimajukan agar tetap tercapai pembakaran yang optimum berdasarkan infromasi yang diperoleh dari sensor putaran rpm. Gambar bawah ini adalah ilustrasi saat mesin berputar pada putaran menengah, yaitu 4000 rpm. Seperti terlihat pada gambar, saat penyemprotan/penginjeksian fuel injection mulai terjadi dari pertengahan langkah usaha sampai pertengahan langkah buang dan lamanya penyemprotan/ penginjeksian sudah hampir mencapai setengah putaran derajat engkol karena bahan bakar yang dibutuhkan semakin banyak. Selanjutnya jika putaran putaran dinaikkan lagi, katup trotel semakin terbuka lebar dan sensor posisi katup trotel TP sensor akan mendeteksi perubahan katup trotel tersebut. ECU/ECM memerima informasi perubahan katup trotel tersebut dalam bentuk signal listrik dan akan memberikan tegangan pada solenoid injektor lebih lama dibanding putaran menengah karena bahan bakar yang dibutuhkan lebih banyak lagi. Dengan demikian lamanya penyemprotan/penginjeksian otomatis akan melebihi dari setengah putaran derajat engkol. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 22 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Contoh Penyemprotan Injektor Pada Saat Putaran 4000 rpm e. Cara Kerja Saat Akselerasi Percepatan Bila sepeda motor diakselerasi digas dengan serentak dari kecepatan rendah, maka volume udara juga akan bertambah dengan cepat. Dalam hal ini, karena bahan bakar lebih berat dibanding udara, maka untuk sementara akan terjadi keterlambatan bahan bakar sehingga terjadi campuran kurus/miskin. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam sistem bahan bakar konvensional menggunakan karburator dilengkapi sistem akselerasi percepatan yang akan menyemprotkan sejumlah bahan bakar tambahan melalui saluran khusus. Sedangkan pada sistem injeksi EFI tidak membuat suatu koreksi khusus selama akselerasi. Hal ini disebabkan dalam sistem EFI bahan bakar yang ada dalam Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 23 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 saluran sudah bertekanan tinggi. Perubahan jumlah udara saat katup gas dibuka dengan tiba-tiba akan dideteksi oleh MAP sensor. Walaupun yang dideteksi MAP sensor adalah tekanan udaranya, namun pada dasarnya juga menentukan jumlah udara. Semakin tinggi tekanan udara yang dideteksi, maka semakin banyak jumlah udara yang masuk ke intake manifold. Dengan demikian, selama akselerasi pada sistem EFI tidak terjadi keterlambatan pengiriman bahan bakar karena bahan bakar yang telah bertekanan tinggi tersebut dengan serentak diinjeksikan sesuai dengan perubahan volume udara yang masuk. Demikian tadi cara kerja sistem EFI pada beberapa kondisi kerja mesin. Masih ada beberapa kondisi kerja mesin yang tidak dibahas lebih detil seperti saat perlambatan deselerasi, selama tenaga yang dikeluarkan tinggi high power output atau beban berat dan sebagainya. Namun pada prinsipnya adalah hampir sama dengan penjelasan yang sudah dibahas. Hal ini disebabkan dalam sistem EFI semua koreksi terhadap pengaturan waktu/saat penginjeksian dan lamanya penginjeksian berdasarkan informasiinformasi yang diberikan oleh sensor-sensor yang ada. Informasi tersebut dikirim ke ECU/ECM dalam bentuk signal listrik yang merupakan gambaran tentang berbagai kondisi kerja mesin saat itu. Semakin lengkap sensor yang dipasang pada suatu mesin, maka koreksi terhadap pengaturan saat dan lamanya penginjeksian akan semakin sempurna, sehingga mesin bisa menghasilkan unjuk kerja atau tampilan performance yang optimal dan mengeluarkan kandungan emisi beracun yang minimal. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 24 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM BAHAN BAKAR TIPE INJEKSI EFI 1. Beberapa Hal Umum yang Perlu Diperhatikan Berkaitan dengan Service Sistem EFI atau PGM-FI a. Pastikan untuk membuang tekanan bahan bakar sementara mesin dalam keadaan mati. b. Sebelum melepaskan fuel feed hose slang penyaluran bahan bakar, buanglah tekanan dari sistem dengan melepaskan quick connector fitting peralatan penyambungan dengan cepat pada fuel pump pompa bahan bakar c. Jangan tutup throttle valve dengan mendadak dari posisi terbuka penuh ke tertutup penuh setelah throttle cable kabelgas tangan telah di lepaskan. Hal ini dapat mengakibatkan putaran stasioner yang tidak tepat. d. Programmed fuel injection PGM-FI system dilengkapi dengan Self-Diagnostic System sistem pendiagnosaan sendiri yang telah diuraikan. Jika malfunction indicator MIL lampu indikator kegagalan pemakaian berkedip-kedip, ikuti Self- Diagnostic Procedures prosedur pendiagnosaan sendiri untuk memperbaiki persoalan. e. Sebuah sistem PGM – FI yang tidak bekerja dengan baik seringkali di sebabkan oleh hubungan yang buruk atau konektornya yang berkarat. Periksalah hubungan-hubungan ini sebelum melanjutkan. 2. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Bahan Bakar Tipe Injeksi EFI Jadwal perawatan berkala sistem bahan bakar tipe injeksi EFI sepeda motor yang dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda motor dioperasikan dalam keadaan biasa normal. Pemeriksaan dan perawatan berkala sebaiknya rentang operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda mesin dioperasikan pada kondisi jalan yang berdebu dan pemakaian berat diforsir. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 25 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem bahan bakar konvensional yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda mesin yang bersangkutan. Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai. Tabel Jadwal perawatan berkala teratur sistem bahan bakar tipe injeksi EFI Bagian No Yang Tindakan setiap dicapai jarak tempuh Diservis 1 Saluran Periksa saluran bahan bakar setelah menempuh slang jarak km, km, dan bahan bakar seterusnya setiap km bensin 2 3 Sistem Periksa dan bersihkan saluran udara sekunder penyaluran setelah menempuh jarak km. Ganti udara setiap 3 tahun atau setelah menempuh jarak sekunder km Putaran Periksa, bersihkan, setel putaran stasioner stasioner/langsam setelah menempuh jarak 500 mesin km, km, km, dan seterusnya setiap km 4 Cara kerja Periksa dan setel bila perlu gas tangan setelah gas tangan menempuh jarak km, km, km dan seterusnya setiap km 5 Saringan Periksa dan bersihkan saringan udara setelah udara menempuh jarak km, km dan seterusnya bersihkan setiap km. Ganti setiap km Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 26 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 3. Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Bahan Bakar Tipe InjeksiEFI Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem bahan bakar dan sistem pendukung lainnya pada tipe injeksi EFI yang umum terjadi pada sepeda mesin, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya solusinya. Tabel Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Bahan Bakar Tipe Injeksi EFI Permasalahan Kemungkinan Penyebab Solusi Jalan Keluar Mesin mati, 1. Terdapat kebocoran 1. Periksa dan sulit udara masuk perbaiki dihidupkan, 2. Tekanan dalam sistem 2. Periksa dan putaran bahan bakar terlalu tinggi perbaiki stasioner kasar 3. Tekanan dalam sistem bahan bakar terlalu rendah 3. Periksa dan perbaiki 4. Saringan injektor injektor 4. Bersihkan dan filter tersumbat ganti bila perlu 5. Penyetelan stasioner 5. Periksa dan setel tidak tepat kembali 6. Saluran udara stasioner tersumbat 7. Bahan bakar tercemar/kualitas jelek 6. Bersihkan 7. Ganti Mesin tidak 1. Pompa bahan bakar tidak 1. Periksa dan ganti mau hidup bekerja dengan baik bila perlu 2. Saringan injektor injektor 2. Periksa dan filter tersumbat bersihkan Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 27 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 3. Jarum injektor injector 3. Periksa dan ganti needle tertahan bila perlu 4. Bahan bakar tercemar/kualitas jelek 4. Ganti 5. Terdapat kebocoran 5. Periksa dan udara masuk perbaiki Terjadi 1. Sistem penyaluran bahan ledakan bakar tidak bekerja dengan misfiring saat baik melakukan 2. Saringan injektor injektor 2. Periksa dan ganti akselerasi filter tersumbat 3. Sistem pengapian ignition system tidak bekerja dengan baik 1. Periksa dan perbaiki bila perlu 3. Periksa dan perbaiki 4. Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Prosedur Pendiagnosaan Sendiri Self Diagnosis a. Letakkan sepeda motor pada standar utamanya. Catatan Malfunction indicataor lamp MIL akan berkedip-kedip sewaktu kunci kontak diputar ke “ON†atau putaran mesin di bawah putaran permenit rpm. Pada semua kondisi lain, MIL akan tetap hidup dan tetap hidup. b. Putar kunci kontak ke posisi “ONâ€. c. Malfuction indicator MIL berkedip-kedip. d. Catat berapa kali MIL berkedip dan tentukan penyebab persoalan Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 28 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Posisi MIL e. Jika MIL tidak hidup atau berkedip, sistem dalam keadaan normal. f. Jika ingin membaca memori EFI/PGM-FI untuk data kesukaran, lakukan sebagai berikut g. Untuk membaca data persoalan yang telah disimpan. Putar kunci kontak ke posisi “OFFâ€. h. Lepaskan front top cover. i. Lepaskan connector cover penutup konektor dari data Link connector DLC [konektor sambung data], seperti terlihat pada gambar di bawah ini Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 29 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Posisi DLC h. Hubungkan special tool ke data Link connector DLC. Gambar Pemasangan Konektor DLC ke DLC k. Putar kunci kontak ke posisi “ONâ€. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 30 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 l. Jika ECM tidak menyimpan data memori pendiagnosaan sendiri, MIL akan menyala terus ketika kunci kotak di putar ke posisi “ONâ€. Gambar MIL Menyala Ketika Kunci Kontak ON m. Catat berapa kali MIL berkedip dan tentukan penyebab persoalan. Catatan 1 Pada sistem EFI atau PGM-FI Honda, MIL malfunction indicator lamp menunjukkan kode-kode masalah/persoalan yang terjadi pada sepeda motor. Jumlah kedipannya dari 0 sampai 54. Jenis kedipan dari MIL ada dua, yaitu kedipan pendek 0,3 detik dan kedipan panjang 1,3 detik. Jika sebuah kedipan panjang terjadi, dan kemudian dua buah kedipan pendek, berarti kode persoalan itu adalah 12 karena satu kedipan panjang = 10 dan dua kedipan pendek = 2 kedipan. 2 Jika ECU/ECM menyimpan beberap kode kegagalan/masalah, MIL memperlihatkan kode kegagalan menurut urutan dari jumlah terendah sampai tertinggi. 3 Jika terjadi kegagalan fungsi pada rangkaian MAP sensor, MIL akan berkedip 1 kali. Penyebab kegagalan pada rangkaian MAP sensor antara lain ; kontak longgar atau lemah pada sensor unit, terjadi rangkaian terbuka atau hubungan singkat korslet pada Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 31 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 kabel MAP sensor dari sensor unit, atau MAP sensor tidak bekerja dengan baik. 4 Jika terjadi kegagalan fungsi pada rangkaian suplai daya atau massa sensor unit, MIL akan berkedip 1, 8 dan 9 kali. Penyebab kegagalannya antara lain ; kontak longgar atau lemah pada sensor unit, terjadi rangkaian terbuka atau hubungan singkat korslet pada kabel daya atau massa sensor unit, atau sensor unit tidak bekerja dengan baik. Sensor unit adalah gabungan dari TP throttle positioner, MAP manifold absolute pressure, dan IAT intake air temperature sensor. 5 Jika terjadi kegagalan fungsi pada rangkaian EOT engine oil temperature sensor, MIL akan berkedip 7 kali. Penyebab kegagalan pada rangkaian EOT sensor antara lain ; kontak longgar atau lemah pada EOT sensor, terjadi rangkaian terbuka atau hubungan singkat korslet pada kabel EOT sensor, atau EOT sensor tidak bekerja dengan baik. 6 Jika terjadi kegagalan fungsi pada rangkaian bank angle sensor, MIL akan berkedip 54 kali. Penyebab kegagalan pada rangkaian bank angle sensor antara lain ; kontak longgar atau lemah pada bank angle sensor, terjadi rangkaian terbuka atau hubungan singkat korslet pada kabel bank angle sensor, atau bank angle sensor tidak bekerja dengan baik. 7 Jika terjadi kegagalan fungsi di dalam ECU/ECM, MIL akan berkedip 33 kali. Penyebab kegagalannya adalah karena ECU/ECM tidak bekerja dengan baik. 8 Jika terjadi kegagalan fungsi pada data link penghubung kabel data atau rangkaian MIL, MIL akan hidup terus. Penyebab kegagalannya antara lain ; kontak longgar atau lemah pada injektor, terjadi rangkaian terbuka atau hubungan singkat korslet pada kabel injektor, injektor tidak bekerja dengan baik, atau ECU/ECM tidak bekerja dengan baik. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 32 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 9 Jika terjadi kegagalan fungsi pada rangkaian injektor, MIL akan berkedip 12 kali. Penyebab kegagalannya antara lain ; hubungan singkat pada kabel data link conector DLC, hubungan singkat pada kabel MIL, atau ECU/ECM tidak bekerja dengan baik. 10 Secara umum, urutan pemeriksaan dan perbaikan dari kegagalankegagalan di atas adalah sebagai berikut a Melakukan pemeriksaan terhadap kontak dari sambungan konektor komponen yang bersangkutan. Jika longgar atau lemah, perbaiki dengan mengencangkan posisinya. b Jika point a di atas tidak bermasalah, lakukan pemeriksaan tahanan/resistansi pada terminal-terminal komponen yang bersangkutan dan juga periksa kontinuitas hubungan antara terminal dengan massa. Untuk melihat standar/spesifikasi ukuran tahanan dan warna kabel, lihat buku manual yang bersangkutan. Gambar Contoh Pemeriksaan Tahanan Pada EOT Sensor c Jika point b di atas tidak bermasalah, lakukan pemeriksaan tegangan voltage antara konektor komponen yang bersangkutan pada sisi wire harness rangkaian kabel dari Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 33 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 ECU/ECM yang menuju komponen tersebut dan massa. Khusus sensor yang hanya mempunyai dua terminal, ukur tegangan antara konektor sensor tersebut pada sisi wire harness Untuk melihat standar/spesifikasi ukuran tegangan, lihat buku manual yang bersangkutan. Gambar Contoh Pemeriksaan Tegangan Pada EOT Sensor d Jika pada pemeriksaan point c di atas terdapat tegangan yang sesuai standar, ganti komponen sensor yang bersangkutan. e Jika pada pemeriksaan point c di atas tidak terdapat tegangan yang sesuai standar, periksa kontinuitas antara konektor komponen sensor yang bersangkutan dengan konektor dari ECU/ECM. Untuk melihat standar/spesifikasi warna kabel, lihat buku manual yang bersangkutan. f Jika pada pemeriksaan point e di atas kontinuitas antara konektor tidak normal, berarti terdapat hubungan singkat korslet atau rangkaian terbuka pada kabel-kabel tersebut. g Jika pada pemeriksaan point e di atas kontinuitas antara konektor normal, berarti terdapat masalah pada ECU/ECM. Ganti ECU/ECM dengan yang baru dan lakukan pemeriksaan sekali lagi. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 34 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 5. Prosedur Me-Reset Pendiagnosaan Sendiri Catatan Data memori pendiagnosaan sendiri tidak akan terhapus sewaktu kabel negatif baterai dilepaskan. a. Putar kunci kontak ke “OFFâ€. b. Lepaskan front top cover. c. Lepaskan connector cover penutup konektor dari data Link connector d. Hubungkan special tool konektor DLC atau DLC short connector ke data Link connector e. Putar kunci kontak ke “ONâ€. f. Lepaskanlah DLC short connector dari data Link connector DLC seperti terlihat pada gambar di bawah Gambar Prosedur Melepas dan Menghubungkan Kembali Konektor DLC Dari DLC g. Hubungkan DLC short connector ke data Link connector DLC lagi sementara lampu MIL hidup selama kira-kira 5 detik pola penerimaan reset; seperti terlihat pada gambar di atas. h. Data memori pendiagnosaan sendiri telah terhapus, jika MIL mati dan mulai berkedip. Hal ini menandakan prosedur me-reset telah berhasil. Lihat pada gambar di bawah untuk melihat bentuk/pola me-reset yang berhasil pola keberhasilan. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 35 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 Gambar Pola Keberhasilan Saat Me-reset Pendiagnosaan Sendiri i. Data link konektor harus dihubungkan singkat sementara lampu indikator hidup. Jika DLC short connector tidak tersambungkan dalam 5 detik, MIL akan mati dan hidup kembali dengan pola kegagalan seperti terlihat ppada gambar di bawah Gambar Pola kegagalan saat me-reset pendiagnosaan sendiri j. Matikan kunci kontak dan coba lagi mulai dari langkah d. Catatan Perhatikan bahwa data memori pendiagnosaan-sendiri tidak akan terhapus jika kunci kontak dimatikan sebelum MIL mulai berkedip. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 36 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 PENUTUP Semoga buku ini bermanfaat bagi peserta pelatihan khususnya kejuruan Automotive di Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto, baik pelatihan Institusional maupun pelatihan Non Institusional maupun pihak pengelolah pelatihan umumnya semua pembaca yang selalu ingin meningkatkan pengetahuannya. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 37 Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja Mojokerto 2009 DAFTAR PUSTAKA AHM Buku Pedoman reparasi Honda Supra X 125. Jakarta PT. Astra Honda Motor AHM Buku Pedoman reparasi Honda Astrea Prima. Jakarta PT. Astra Honda Motor AHM Buku Pedoman reparasi Honda Mega Pro. Jakarta PT. Astra Honda Motor AHMBuku Pedoman reparasi Honda PGM-FI Supra X 125. Jakarta PT. Astra Honda Motor Mohon Perhatian Tulisan - tulisan di Blog ini merupakan pandangan pribadi dari saya dan ada beberapa bagian merupakan cuplikan kutipan dari sumber yang bermacam - macam. Jika ada yang keberatan dengan tulisannya yang saya kutip, ada dalam blog ini, sudilah kiranya mengingatkan saya. Sepeda Motor Sistem Bahan Bakar Injeksir 38
kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal. Sistem aliran bahan bakar dengan tekanan kerja tertentu menyuplai bahan bakar dengan bantuan pompa dari tangki ke injector. Kemudian, injector ini menyemprotkan bahan bakar ke setiap saluran masuk silinder motor dengan jumlah bahan bakar yang disesuaikan dengan kebutuhan motor. ECU Electronic Control Unit berfungsi untuk mengatur kapasitas bahan bakar yang di semprotkan berdasarkan sinyal-sinyal dari sensor yang antara lain adalah a. Sensor putaran motor bakar b. Sensor beban motor bakar c. Sensor pengendali kerja motor bakar d. Sensor temperatur air pendingin e. Sensor temperatur udara 1. Konstruksi Dasar Sistem EFI Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagiansistem utama, yaitu a. Sistem Induksi Udara EFI Air Indunction System Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran. Sistem ini terdiri atas air cleaner, air flow meter, throttle body dan air falve. Menurut Triyono 200936 dijelaskan bahwa udara yang akan masuk ke dalam silinder pada sistem EFI sangat menentukan besarnya jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan. Oleh sebab itu jumlah udaranya harus benar-benar terukur dengan baik. Gerak membuka atau menutup throttle sangat mempengaruhi jumlah udara yang akan masuk ke ruang manifold pemasukan. Saat udara masuk ke dalam manifold pemasukan, udara ini akan membuka pelat pengukur pada pengukur aliran udara airflow meter sehingga jumlah udara yang masuk terdeteksi oleh pengukur aliran udara tersebut dan sinyal ini diteruskan ke unit kendali elekronik. Pada motor bakar dalam keadaan dingin, katup udara berperan mengalirkan udara secara langsung keruang pemasukan tanpa melalui katup throttle untuk menambah putaran sampai idle cepat tanpa memperhatikan kondisi throttle-nya. Jumlah udara yang masuk ini di deteksi oleh pengukur aliran udara Jenis L- EFI atau dengan sensor temperature Jenis D-EFI. a b Gambar a Diagram aliran induksi udara sistem L-EFI, b Diagram aliran induksi udara sistem D-EFI b. Sistem Aliran Bahan Bakar EFI Fuel System Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan bakar sampai keruang bakar. Sistem ini terdiri atas tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, saringan bahan bakar, pipa AIR CLEANER AIRFLOW METER PIPA PENGHUBUNGUDAR BODI THROTTLE RUANG UDARAINTAKE KATUP UDARA MANIFOLD AIR CLEANER BODI THROTTLE RUANG UDARAINTAKE MANIFOLD KATUP UDARA SENSOR TEKANAN MANIFOLD penyalur, pressure regulator, pulsation damper, injektor dan cold start injector. Menurut Triyono 200937 dijelaskan bahwa pada sistem aliran bahan bakar EFI, bahan bakar dari tangki bahan bakar mengalir ke pompa akibat gerak hisap pompa untuk selanjutnya di tekan ke injektor dan injektor start-dingin cold start injector melalui saringan. Pengatur tekanan pressure regulator berfungsi untuk mengendalikan tekanan pipa saluran bahan bakar fuel line dan kelebihan bahan bakar pada injektor dialirkan kembali ke tangki bahan bakar. Peredam denyut pulsasion damper yang dipasang pada sistem ini berfungsi untuk meredam denyutan yang timbul akibat penginjeksian bahan bakar. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injector ke dalam manifold pemasukan sesuai dengan sinyal yang diberikan oleh CPU. Fungsi injector start-dingin adalah untuk memudahkan saat awal start atau cuaca dingin, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan bakar langsung keruang pemasukan intakechamber. Gambar Diagram aliran bahan bakar sistem EFI c. Sistem Pengendali Elektronik Electronic Control System Sistem pengendali elektronik terdiri atas beberapa sensor seperti air flow meter, water temperature sensor, throttle position sensor, air temperatur sensor, dan oxygen sensor. Pada sistem ini terdapat ECU Electronic Control Unit yang mengatur lamanya kerja injektor. Pada sistem ini juga terdapat komponen lain seperti main relay yang mensuplai tegangan ke ECU, start injector time switch yang mengatur kerja cold start injector selama mesin dingin, circuit opening relay yang mengatur kerja pompa bahan bakar dan resistor yang menstabilkan kerja injektor. Menurut Triyono 200938 dijelaskan bahwa sistem pengendali elektronik terdiri atas ECU dan sensor-sensor. Sensor-sensor digunakan untuk mendeteksi banyak hal, diantaranya ialah jumlah dan temperatur udara yang dihisap, beban motor bakar, temperatur air pendingin, putaran motor bakar, dan lain sebagainya. Sensor mengirimkan laporan ke ECU dalam bentuk sinyal analog yang diubah menjadi sinyal digital oleh rangkaian konverter. Selanjutnya, sinyal tersebut dikalkulasi oleh ECU selama motor bakar beroperasi dan memberi perintah pada injector untuk menyemprotkan sejumlah bahan bakar dalam kondisi saat itu. Agar kerja injector stabil, ada beberapa motor bakar dipasang resistor. Injector start-dingin pada sistem EFI berguna bekerja saat motor bakar dalam keadaan dingin, yaitu saat motor bakar akan di-start pertama kali dan durasi waktunya di atur oleh sakelar pengatur waktu. Pada ssistem EFI ini dipasang relay-relay untuk mengendalikan kerja komponen motor bakar. Jenis relay-relay dalam sistem EFI tersebut meliputi relay utama dan relay sirkuit. Relay utama dipasang untuk mencegah turunnya tegangan, sedangkan relay sirkuit dipasang sedemikan rupa sehingga pompa bahan bakar akan hidup saat pompa bekerja dan sebaliknya relay akan mati saat motor bakar mati. 2. Skema Kerja Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik
3 sistem dasar efi